Siapa sangka , memanfaatkan barang dagangan yang tidak laku kemudian diolah menjadi barang lain dan ternyata laris dipasaran. Hal ini dialami oleh Muclisin, warga RT 1 RW 1 desa Giwangretno kecamatan Sruweng. Sejak lama Muchlisin berjualan bambu dirumahnya. Namun karena semua bambu yang dijual ada yang laku maka bambu yang tidak laku tersebut dimanfaatkan Muchlisin untuk dibuat menjadi jemuran model angkring. Produksi jemuran ini baru berlangsung sekitar 6 bulan yang lalu, dan tak disangka peminatnya banyak, bahkan hampir semua tetangga membeli jemuran buatannya. Selain tetangga , konsumen kerajinan buatannya pun ada yang dari luar kota seperti Banjarnegara . 1 set jemuran dijual dengan harga 50 hingga 60 ribu rupiah . Dibantu anaknya , Muchlisin mampu memproduksi 4 buah jemuran sehari. Muchlisin memilih memproduksi jemuran untuk memanfaatkan bambu yang tidak laku jika dijual ’mentah’. Proses pembuatannya pun mudah dan dibutuhkan banyak orang. Selain itu ternyata membuat jemuran dari bambu mendatangkan keuntungan bagi bapak dari 4 anak ini. 1 batang bambu yang biasanya dijual 7 ribu rupiah oleh Muchlisin bisa disulap menjadi 2 set jemuran dengan nilai jual antara 100 - 120 ribu!.(Feby-Duki)
Rabu, 10 Maret 2010 | 15.23 | 0 Comments
Jemuran dari Bambu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar