Profile Facebook Twitter You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Aspirasi Ekonomi Kamtibmas Kesmas Olahraga Pembangunan Pendidikan Pemilukada Pertanian Politik Ringan Segar Sosio Kultur

Rabu, 10 Maret 2010 | 15.23 | 0 Comments

Jemuran dari Bambu

Siapa sangka , memanfaatkan barang dagangan yang tidak laku kemudian diolah menjadi barang lain dan ternyata laris dipasaran. Hal ini dialami oleh Muclisin, warga RT 1 RW 1 desa Giwangretno kecamatan Sruweng. Sejak lama Muchlisin berjualan bambu dirumahnya. Namun karena semua bambu yang dijual ada yang laku maka bambu yang tidak laku tersebut dimanfaatkan Muchlisin untuk dibuat menjadi jemuran model angkring. Produksi jemuran ini baru berlangsung sekitar 6 bulan yang lalu, dan tak disangka peminatnya banyak, bahkan hampir semua tetangga membeli jemuran buatannya. Selain tetangga , konsumen kerajinan buatannya pun ada yang dari luar kota seperti Banjarnegara . 1 set jemuran dijual dengan harga 50 hingga 60 ribu rupiah . Dibantu anaknya , Muchlisin mampu memproduksi 4 buah jemuran sehari. Muchlisin memilih memproduksi jemuran untuk memanfaatkan bambu yang tidak laku jika dijual ’mentah’. Proses pembuatannya pun mudah dan dibutuhkan banyak orang. Selain itu ternyata membuat jemuran dari bambu mendatangkan keuntungan bagi bapak dari 4 anak ini. 1 batang bambu yang biasanya dijual 7 ribu rupiah oleh Muchlisin bisa disulap menjadi 2 set jemuran dengan nilai jual antara 100 - 120 ribu!.(Feby-Duki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.