Profile Facebook Twitter You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Aspirasi Ekonomi Kamtibmas Kesmas Olahraga Pembangunan Pendidikan Pemilukada Pertanian Politik Ringan Segar Sosio Kultur

Selasa, 19 Juli 2011 | 17.22 | 0 Comments

Budidaya Ayam Cemani Ber-omset Puluhan Juta Rupiah

Warna hitam tidak selamanya kelam. Mungkin itu salah satu ungkapan yang bisa dipakai untuk mengatakan pada ayam cemani. Warna hitam pada ayam cemani justru menjadi pertanda cerahnya masa depan pemilik ayam cemani. Bukan karena mistis atau kesaktian ayam cemani hitam legam ini, tetapi karena harga ayam cemani yang mencapai harga hingga puluhan juta rupiah. Tak heran jika ini menjadi keuntungan tersendiri bagi peternak ayam cemani.

Seperti di desa Tunggalroso Kecamatan Prembun, budidaya ayam cemani milik Hadi Atmojo menjadi produk unggulan dengan karakter khasnya. Usaha yang sudah dirintisnya sejak tahun 1987 ini kini menuai hasilnya. Berbagai jenis ayam cemani unggulan seperti cemani walik dengan bulunya yang terbalik, dan cemani rajug besi dengan bulu-bulunya yang seperti lidi berhasil dibudidayakan oleh ayah empat anak ini.

Kata "cemani" sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti hitam. Dan ini memang menjadi karakteristik ayam cemani dimana warna hitam tidak hanya mendominasi bulu tapi juga lidah, kulit, jengger, dan kakinya.

Untuk menjaga kualitas dan keaslian ayam cemani, Hadi hanya mengawinkan sesama ayam cemani secara alami dengan perbandingan maksimal satu ayam jantan dengan empat ayam betina.

Ayam cemani ini dijual dengan harga bervariasi mulai dari ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah tergantung kualitas ayam cemani-nya. Semakin ayam cemani berwarna hitam pada semua bagian tubuhnya, maka akan semakin mahal.

Ayam cemani, menurut Hadi, susah dicari di pasar karena ayam ini memiliki nilai mistis dan umumnya hanya digunakan untuk kelengkapan upacara ritual seperti tolak bala dan keselamatan dengan menggunakan jasa paranormal. Jadi hanya orang-orang tertentu yang membutuhkan ayam jenis cemani ini.

Selain dipasarkan di kota besar di Indonesia ayam cemani milik pak hadi ini sudah menembus pasar internasional seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.